Author . dr. Reyner Valiant Tumbelaka, Sp.OT
Author Contact. @reyvaltum
Tanggal 4 Februari 2020 merupakan peringatan 20 tahun perayaan Hari kanker sedunia sejak ditetapkan secara resmi oleh Dirjen UNESCO Koichiro Matsuura serta presiden Prancis Jacques Chirac dalam acara World Summit Against Cancer di Paris pada tahun 2000. Perayaan pada tahun ini menjadi titik tengah dari kampanye 3 tahunan dengan tema “I Am and I Will” (saya siap dan saya bersedia), yang merupakan sebuah ajakan aksi bagi setiap individu untuk siap membangun komitmen untuk peduli dan bersedia melakukan tindakan nyata untuk melawan kanker.
Sejak dideklarasikan, hari kanker sedunia berhasil menjadi perhatian global baik dari pemerintahan, organisasi hingga komunitas. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi dan kepedulian secara global untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker, juga menghilangkan stigma di masyarakat. Kebijakan politik, sosial dan ekonomi terhadap kepedulian pada kanker berkembang secara signifikan, penetapan peringatan berupa gambar tentang bahaya kanker pada kemasan rokok,jumlah tagar yang berhubungan tentang kepedulian kanker di berbagai media sosial, hingga giatnya pengawasan dan pelarangan bahan kimia tertentu pada sektor industri merupakan sedikit dari begitu banyak pengaruh positif kekuatan kepedulian global terhadap kanker.
Namun demikian, World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 menetapkan bahwa kanker sebagai bagian dari non-communicable disease (NCD) menjadi 1 dari 10 besar ancaman terbesar bagi kesehatan dunia. Artinya aksi nyata kepedulian harus tetap ditingkatkan.
Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Sekitar sepertiga dari total kematian akibat kanker disebabkan olah gaya dan pola hidup yang tidak sehat seperti obesitas, merokok, mengonsumsi alkohol, kurangnya konsumsi sayur dan buah juga kurangnya aktivitas fisik. Hal ini dapat menjelaskan bahwa pengetahuan dan aksi nyata yang dimulai dari diri sendiri menjadi landasan kepedulian terhadap kanker.
Pengetahuan mengenai kanker sendiri sudah sangat berkembang pesat di masyarakat dibanding dengan 20 tahun yang lalu, namun sayangnya hal ini masih terbatas pada jenis - jenis kanker tertentu yang memang menjadi pembunuh paling mematikan serta jumlah penderita terbanyak, kanker paru-paru dan kanker payudara contohnya. Secara statistik kedua kanker tersebut menduduki dua peringkat teratas jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia (WHO,2018)
Tidak hanya menjadi momok bagi orang dewasa, kanker pada anak dan remaja justru memiliki angka mortalitas tertinggi atau penyebab kematian paling utama. Kanker pada anak secara general tidak dapat dicegah, oleh sebab itu dibutuhkan dukungan yang sangat besar mulai dari lingkup terkecil seperti dalam keluarga untuk mendeteksi sadari dini gejala kanker pada anak.
Pada kanker ganas tulang misalnya, insidennya hanya sekitar 1% dari semua tumor ganas, namun lebih sering terjadi pada anak-anak(Mahyudin,2012). Jenis kanker yang umumnya ditemukan di anggota gerak bawah dan atas ini tentu sangat mempengaruhi psikososial dan tumbuh kembang pada anak. Disini orang tua dan keluarga menjadi pemerhati utama gejala dini yang dapat muncul seperti nampak adanya benjolan yang tidak lumrah pada alat gerak juga ada atau tidaknya keluhan nyeri.
Kanker secara statistik global masih menjadi pembunuh mematikan. Dunia kedokteran kini mendapat semakin banyak dukungan baik dari pemerintah maupun swasta untuk melakukan penelitian penelitian terbaru memerangi kanker. Ada yang berhasil, ada yang belum. Satu hal yang disepakati dan juga menyatukan kita adalah komitmen untuk memerangi kanker. Tentunya semuanya dimulai dari individu yang siap dan sedia".
tips kesehatan Nov 14, 2024
Manfaat dan Panduan Aman Penggunaan Kompres Hangat untuk Nyeri PunggungAuthor . dr. Yvonne Sarah K. Bintaryo, Sp.O.T.Subsp.O.T.B(K)
Medical Nov 13, 2024
Nyeri Tulang? Coba cek yang satu ini: OSTEOARTHRITISAuthor . dr. Nanang Hari Wibowo, Sp.O.T.Subsp.P.L(K)
Medical Nov 12, 2024
Apakah patah pinggul pada pasien lansia harus dioperasi?Author . dr. Glen Purnomo, Sp.OT(K)
Medical Dec 18, 2023
Tak Sendiri Menghadapi Nyeri SendiAuthor . dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT
Medical Jun 09, 2023
Kerja Daring Makin Nge-Tren, Waspadai Penyakit Tangan Akibat SmartphoneAuthor . Erfan Nasrullah, dr.,M.Ked.Klin, Sp.OT
Medical Jun 07, 2023
7 Mitos Tulang Keropos: Mana sih yang benar?Author . dr. Kukuh Dwiputra H., Sp.OT(K)