Author . dr. Kukuh Dwiputra H., Sp.OT(K)
Author Contact. @kuhdwiputra
Banyak dari kita yang sudah sering mendengar istilah osteoporosis atau yang lebih umum dikenal dengan “penyakit tulang keropos”. Tulang yang mengalami osteoporosis akan mengalami penurunan kepadatan tulang sehingga tulang menjadi rapuh. Akibatnya, tulang menjadi rentan untuk terjadi patah tulang sehingga nyeri dan mengganggu kualitas hidup. Oleh karena dampak osteoporosis yang signfikan terhadap kualitas hidup, setiap tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Dunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang pencegahan, diagnosis, dan penanganan osteoporosis. Untuk menyambut Hari Osteoporosis Dunia tahun ini, yuk kita cek mitos dan fakta menarik tentang osteoporosis berikut ini:
Mitos #1: Tidak perlu khawatir terkena osteoporosis karena jarang terjadi dan bukan penyakit serius
Faktanya, satu dari dua wanita dan satu dari empat pria berusia lebih dari 50 tahun memiliki resiko patah tulang karena osteoporosis. Data di Amerika menunjukkan terjadi 2 juta kasus patah tulang akibat osteoporosis setiap tahunnya, dan angka ini diprediksi meningkat setiap tahun. Patah tulang akibat osteoporosis bisa sangat menyakitkan dan berakibat serius. Patah tulang dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan emosional, dan dalam beberapa kasus, mengakibatkan kecacatan.
Mitos #2: Pria dan orang yang berusia muda tidak perlu khawatir karena penyakit ini hanya menyerang wanita berusia lanjut
Wanita memang lebih sering mengalami osteoporosis, tetapi pria tetap bisa menderita osteoporosis. Sekitar 10-25% pria akan mengalami osteoporosis dalam hidupnya. Karena faktor resiko penyakit ini yang bervariasi, orang dengan usia muda dengan faktor resiko tertentu juga bisa mengalami osteoporosis. Faktor-faktor resiko tersebut antara lain: faktor genetik, penyakit autoimun, diabetes mellitus, penyakit kelenjar tiroid, dan gangguan saluran cerna.
Mitos #3: Orang dengan osteoporosis dapat merasakan tulangnya menjadi rapuh
Osteoporosis dikenal dengan silent disease, yang artinya gejala awal osteoporosis jarang disadari. Pada umumnya, orang dengan osteoporosis baru menyadari setelah merasakan nyeri karena patah tulang yang terjadi, atau merasakan penurunan tinggi badan. Oleh karena itu, deteksi dini osteoporosis sangat diperlukan.
Mitos #4: Prosedur deteksi dini osteoporosis adalah prosedur yang tidak nyaman dan beresiko terkena radiasi
Para ahli merekomendasikan pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan alat DXA (dual energy x-ray absorptiometry). Prosedur ini hanya berlangsung 5-10 menit dan resiko radiasinya juga cukup kecil dan aman. Pemeriksaan ini akan dapat secara objektif mengevaluasi kepadatan tulang sehingga bisa dinilai resiko osteoporosis yang terjadi.
Mitos #5: Saya setiap hari mengkomsumsi kalsium agar saya terhindar dari osteoporosis
Perlu diketahui bahwa kebutuhan kalsium dapat dicukupi dari asupan nutrisi sehari-hari seperti susu, keju, yogurt, telur, dan ikan sardin. Bila asupan dari makanan dan minuman sehari-hari tidak mencukupi, suplemen seperti kalsium dan vitamin D dapat dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan harian Anda. Tetapi perlu diingat bahwa konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D yang berlebihan tidak memberikan manfaat lebih dan justru bisa memberikan efek samping.
Mitos #6: Jika Anda menderita osteoporosis, sudah terlambat untuk melindungi tulang Anda dari patah tulang
Latihan beban (weigh-bearing exercise) telah terbukti mengurangi risiko patah tulang dengan memperkuat tulang. Bila diperlukan, proses pengeroposan yang terjadi juga bisa diperlambat dengan obat-obatan, seperti bisphosponates dan calcitonin. Beberapa obat telah menunjukkan penurunan resiko hingga 68 persen pada patah tulang pinggul pada wanita. Terapi hormon juga dapat memperlambat laju pengeroposan tulang, dan bahkan memungkinkan tubuh Anda untuk membangun kembali tulang.
Mitos #7: Anak-anak dan remaja tidak perlu khawatir tentang kesehatan tulang mereka karena osteoporosis hanya terjadi di usia lanjut
Sekitar 90 persen massa tulang diperoleh pada usia 18 tahun pada anak perempuan dan usia 20 tahun pada anak laki-laki. Sehingga periode ini adalah periode yang sangat penting untuk mempersiapkan tulang yang sehat di masa depan. Anak-anak dan remaja dapat membangun tulang yang kuat dan mencegah osteoporosis dengan tetap aktif dan mendapatkan nutrisi yang cukup protein, kalsium, dan vitamin D".
tips kesehatan Nov 14, 2024
Manfaat dan Panduan Aman Penggunaan Kompres Hangat untuk Nyeri PunggungAuthor . dr. Yvonne Sarah K. Bintaryo, Sp.O.T.Subsp.O.T.B(K)
Medical Nov 13, 2024
Nyeri Tulang? Coba cek yang satu ini: OSTEOARTHRITISAuthor . dr. Nanang Hari Wibowo, Sp.O.T.Subsp.P.L(K)
Medical Nov 12, 2024
Apakah patah pinggul pada pasien lansia harus dioperasi?Author . dr. Glen Purnomo, Sp.OT(K)
Medical Dec 18, 2023
Tak Sendiri Menghadapi Nyeri SendiAuthor . dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT
Medical Jun 09, 2023
Kerja Daring Makin Nge-Tren, Waspadai Penyakit Tangan Akibat SmartphoneAuthor . Erfan Nasrullah, dr.,M.Ked.Klin, Sp.OT
Medical Jun 07, 2023
7 Mitos Tulang Keropos: Mana sih yang benar?Author . dr. Kukuh Dwiputra H., Sp.OT(K)